
Lampung Timur- Warga yang bermukim di sekitar Sungai Way Jepara, tepatnya di wilayah Kuala Penent, digemparkan oleh kemunculan seekor buaya muara berukuran besar pada Rabu (16/04/2025).
Reptil tersebut diperkirakan memiliki panjang sekitar 4 meter, dan terlihat oleh warga Desa Braja Gemilang, Kecamatan Braja Selebah, serta Desa Dewa, Kecamatan Way Jepara.
Fenomena langka ini sontak menarik perhatian warga yang penasaran. Puluhan orang memadati area jembatan di sekitar sungai untuk menyaksikan langsung buaya tersebut. Beberapa warga bahkan mengabadikan momen tersebut melalui ponsel mereka.
“Kami takut kalau buayanya punya sarang di sekitar sini,” ujar salah satu warga yang khawatir akan keselamatan masyarakat, terutama anak-anak yang biasa bermain di tepi sungai.
Menanggapi laporan masyarakat, Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Lampung bersama komunitas pencinta reptil lokal langsung turun ke lokasi untuk melakukan penanganan. Tim menyiapkan perangkap berupa jerat yang diberi umpan ayam dan daging sapi segar untuk memancing buaya keluar dari persembunyiannya.
“Kita tadi sudah buat jerat. Di situ ada umpan ayam, jadi kalau masuk langsung terjerat. Kita juga pasang pagar di pinggir supaya buaya tidak bisa kabur ke kiri atau ke kanan,” jelas Rizki Mirsan, anggota tim penanganan dari komunitas reptil, Jumat (18/04/2025).
Namun hingga kini, buaya tersebut belum berhasil ditangkap. Satwa predator ini tampak selalu menghindar dan menyelam ke dasar sungai setiap kali ada aktivitas manusia di sekitarnya.
Menurut Sukirno, salah satu anggota komunitas pencinta reptil, buaya muara memiliki sifat pemalu dan cenderung menghindari keramaian, terutama pada siang hari. Namun di malam hari, buaya ini lebih aktif dan agresif dalam mencari mangsa.
“Siangnya dia lebih banyak bersembunyi di sarang, kadang keluar untuk berjemur. Tapi malam hari dia aktif. Maka dari itu, kita minta warga jangan mendekat ke area penangkapan,” ujarnya.
Tim penanganan meminta warga untuk menjauh dari lokasi, agar suasana tetap tenang dan buaya tidak merasa terganggu. Jika lingkungan sekitar tenang, kemungkinan buaya mendekati umpan akan lebih besar.
“Penangkapan pakai jerat jebakan, tapi area harus steril. Kalau ramai, buayanya enggan naik ke permukaan,” tambah Sukirno.
Hingga buaya berhasil ditangkap, pihak BKSDA dan aparat desa setempat mengimbau masyarakat untuk tidak beraktivitas di tepi sungai, khususnya anak-anak dan nelayan. Warga juga diminta untuk segera melapor jika melihat pergerakan buaya di area lain.
Kemunculan buaya muara di sungai ini menjadi peringatan penting bagi masyarakat akan pentingnya menjaga kewaspadaan, terutama di wilayah-wilayah yang masih berdekatan dengan habitat alami satwa liar.(*)