Jembatan Gantung di Tanggamus Rusak, Siswa Harus Bertaruh Nyawa Setiap Hari

oleh
oleh
Jembatan gantung itu dibangun pada 2011. Awalnya menjadi jalur vital bagi masyarakat, terutama pelajar. Namun setelah lebih dari satu dekade, kondisinya kian memburuk tanpa perawatan memadai. Selain untuk akses sekolah, jembatan juga menjadi jalur warga membawa hasil pertanian.

Tanggamus, Kabarlampung.co – Video sejumlah siswa SMP di Tanggamus, Lampung, viral di media sosial pada akhir Agustus 2025. Dalam rekaman berdurasi kurang dari satu menit itu, terlihat para pelajar harus antre melintasi jembatan gantung dengan kondisi papan lantainya bolong dan nyaris ambruk.

Jembatan tersebut berada di Desa Tampang Muda, Kecamatan Pematang Sawah, Kabupaten Tanggamus. Dari rekaman yang diterima redaksi, beberapa siswa berjalan perlahan sambil meniti papan kayu yang tersisa. Di sisi lain, pelajar lain tampak berhati-hati menyeimbangkan tubuhnya agar tidak terperosok ke sungai.

“Bapak Gubernur Lampung Rahmat Mirzani Djausal, Bapak Bupati Tanggamus Muhammad Saleh, kami mohon jembatan ini segera dibenahi. Jembatan ini penghubung SMPN 2 Pematang Sawah dan SMAN 1 Pematang Sawah. Jaraknya cuma sekitar 10 meter,” kata perekam video yang sekaligus menyampaikan keluhan warga.

Jembatan gantung itu dibangun pada 2011. Awalnya menjadi jalur vital bagi masyarakat, terutama pelajar. Namun setelah lebih dari satu dekade, kondisinya kian memburuk tanpa perawatan memadai. Selain untuk akses sekolah, jembatan juga menjadi jalur warga membawa hasil pertanian.

Apabila musim hujan tiba, risiko semakin besar. Warga kerap terpaksa melewati sungai atau jalur pesisir pantai. Alternatif itu sama sekali tidak aman: arus deras, jalan licin, hingga kemungkinan hanyut.

Kasus jembatan rusak di Tampang Muda bukanlah yang pertama di Lampung. Infrastruktur desa yang minim pemeliharaan seringkali membuat warga harus menanggung risiko keselamatan demi aktivitas sehari-hari. Viral-nya video ini menjadi penanda, betapa akses dasar seperti jembatan masih menjadi “kemewahan” bagi sebagian warga. (*)