Proyek Rehabilitasi Irigasi Way Bumi Agung Senilai 12 Miliar Diduga Gunakan Material Bekas

oleh
oleh

Lampung Utara, Kabarlampung.co Proyek Rehabilitasi Daerah Irigasi Way Bumi Agung dengan nilai kontrak belasan miliar rupiah di Kecamatan Sungkai Jaya diduga manfaatkan sejumlah material bekas bongkaran bangunan lama untuk digunakan kembali.

PT. Bajasa Manunggal Sejati, selaku pemenang tender pada kegiatan milik Balai Besar Wilayah Sungai Mesuji Sekampung dengan nomor kontrak HK0201-04/KST.WBA/AW9.1/V/2025 dengan pagu kontrak senilai Rp. 12.808.033.866 diketahui tengah mengerjakan perbaikan saluran irigasi dan pembuatan drainase disepanjang bahu jalan saluran induk.

Pantauan di lapangan, terlihat sejumlah material seperti batu bercampur tanah masih menumpuk di sisi jalan irigasi. Sebagian lainnya telah diratakan dan dipadatkan di bahu jalan. Gundukan tanah hasil galian pun tampak dibiarkan begitu saja di pinggiran lahan, tanpa proses pembersihan atau pengangkutan.

Menurut pengakuan beberapa pekerja di lokasi, pihaknya tidak mengetahui persis mekanisme kerja yang sesungguhnya. Mereka hanya ditugaskan untuk sesuai arahan pelaksana lapangan.

“Kalau saya hanya kerja sesuai arahan saja pak. Disuruh ngangkut tanah hasil galian saluran untuk melebarkan jalan tanggul,” kata salah satu pekerja, Sabtu, 20 September 2025.

Hal senada dikatakan salah satu pekerja yang sempat ditemui di kantor sewa direksi keet milik salah satu warga setempat mengaku dirinya memiliki peran sebagai juru ukur lapangan khususnya pada pengukuran lokasi saluran drainase U-ditcht (siring beton pracetak bentuk U) disepanjang wilayah Desa Sri Jaya.

“Kalau kerjaan yang lain saya kurang paham, cuma disuruh pegang kerjaan ngukur lokasi siring yang mau dibangun saja,” ujarnya.

Dirinya menyarankan untuk langsung berkomunikasi dengan pimpinannya yang bernama Alipiah dan Miftah yang dinilai lebih berkompeten untuk menjelaskan teknis pengerjaan proyek.

“Langsung hubungi pak Alipiah dan pak Miftah saja bang, saya kurang paham, humasnya mereka berdua,” ucapnya.

Sementara itu, seorang warga setempat yang enggan disebut namanya mengatakan pembangunan konstruksi sipon atau saluran air bawah tanah kedapatan menggunakan material bekas reruntuhan tanggul lama yang jebol.

Bahkan, sejumlah pekerja terlihat mengunjal (langsir) batu dari aliran Way Abung yang lokasinya berdekatan dengan lokasi kerja mereka.

“Kami tahu betul cuma empat mobil truk saja yang mengirim batu belah. Selebihnya mereka memanfaatkan batu bekas saluran air yang sudah jebol. Terus yang kerja ada kalau sekitar 4-5 orang ngangkutin batu dari kali abung,” tuturnya.

Sayangnya, baik pihak Balai Besar Wilayah Sungai Mesuji Sekampung maupun pihak PT Bajasa Manunggal Sejati belum bisa dihubungi hingga berita ini ditayangkan. (*)