Hina Suku Jawa di Medsos, Sepasang Kekasih Lampung Ditangkap dan Minta Maaf

oleh
oleh
Sang wanita yang merekam video dengan santai melontarkan kata-kata kasar dan sebutan tak pantas yang diduga ditujukan kepada Suku Jawa.

Bandar Lampung, Kabarlampung.co – Sebuah video sepasang kekasih asal Lampung mendadak viral di media sosial. Bukan karena prestasi, melainkan karena ujaran kasar dan hinaan mereka terhadap Suku Jawa yang memicu kemarahan publik.

Dalam video berdurasi singkat itu, terlihat seorang pemuda berinisial MA (21), warga Tanjung Bintang, Lampung Selatan, tengah mengendarai truk fuso bersama kekasihnya, DC (19), warga Bandar Lampung.

Sang wanita yang merekam video dengan santai melontarkan kata-kata kasar dan sebutan tak pantas yang diduga ditujukan kepada Suku Jawa.

Unggahan tersebut langsung menuai reaksi keras di media sosial. Banyak warganet menilai ucapan keduanya melecehkan dan tidak mencerminkan sikap toleransi di tengah keberagaman suku bangsa Indonesia.

Tak lama setelah video itu viral, warga yang mengenali lokasi keduanya langsung menghadang truk yang mereka tumpangi di wilayah Sukarame, Bandar Lampung.

Pasangan muda itu kemudian diinterogasi warga dan dibawa ke kantor polisi untuk dimintai keterangan lebih lanjut.

Dalam pemeriksaan, DC dan MA berdalih hanya bercanda, tanpa maksud menghina Suku Jawa. Namun video tersebut ternyata sudah terlanjur diunggah oleh teman mereka, MV, dan menyebar luas di TikTok.

Untuk meredam kemarahan publik, polisi segera melakukan mediasi antara ketiga pelaku dan perwakilan Paguyuban Suku Jawa (Puja Kesuma) Provinsi Lampung.

Ketua Puja Kesuma, Nuryono, menyampaikan pihaknya menerima permintaan maaf dari pelaku dan mengimbau masyarakat agar tetap menjaga kedamaian.

“Kami menerima permintaan maaf mereka. Ini jadi pelajaran penting agar semua pihak lebih berhati-hati dalam bermedia sosial,” kata Nuryono dikutip, Senin (13/10/2025).

Ketiga pelaku, yakni MA, DC, dan MV, kemudian menyampaikan permintaan maaf terbuka kepada masyarakat Indonesia, khususnya kepada Suku Jawa. Mereka juga berjanji tidak akan mengulangi perbuatannya.

Kasus ini menjadi pengingat keras bahwa candaan di dunia maya bisa berujung masalah nyata. Bijak dalam berbicara dan bermedia sosial adalah kunci menjaga keharmonisan di tengah kebhinekaan Indonesia. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.