Jembatan di Pringsewu Putus Diterjang Banjir, Pelajar Yang Melintas Bertaruh Nyawa

oleh
oleh
Warga dan Pelajar Harus berhati-hati melewati sungai, karena jembatannya putus.

Pringsewu – Usai diguyur hujan deras pada Jumat kemarin, Jembatan gantung yang menghubungkan Desa Madaraya dan Desa Sumber Bandung, Kabupaten Pringsewu, Lampung putus. Putusnya jembatan gantung mengakibatkan, pelajar dan warga setempat harus menyeberangi sungai menggunakan rakit untuk sampai ke sekolah dan beraktivitas sehari.

Hujan deras yang mengguyur Kabupaten Pringsewu pada Jumat (17/1/2025) menimbulkan dampak bagi masyarakat, salah satunya yang terjadi di Desa Madaraya, Kecamatan Pagelaran Utara, Kabupaten Pringsewu jembatan gantung yang menjadi akses utama warga setempat putus.

Jembatan gantung yang menghubungkan Desa Madaraya dan Desa Sumber Bandung ini putus akibat hujan deras yang menyebabkan Sungai Way Waya meluap.

Putusnya jembatan gantung ini menyebabkan aktivitas warga dan pelajar desa setempat terhambat. Para pelajar dan warga harus bertaruh nyawa untuk ke sekolah dan pusat kota.

Para pelajar dan warga setempat harus menyeberangi sungai dengan menggunakan rakit dengan kondisi debit air sungai masih tinggi. Para pelajar dan warga setempat terpaksa harus menyeberangi sungai menggunakan rakit dari bambu karena jika melewati jalan lain jaraknya lebih jauh.

Hingga Senin (20/1/2025) belum terlihat adanya upaya dari Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pringsewu melakukan perbaikan jembatan gantung yang putus maupun membantu warga yang akan menyeberangi sungai.

Dari keterangan warga setempat,  jembatan gantung yang digunakan warga untuk beraktivitas sehari-hari memang kerap putus ketika hujan deras melanda. Selama puluhan tahun, Desa Madaraya yang dipisahkan dengan desa lainnya dengan sungai tidak memiliki jembatan permanen.

Warga berharap agar Pemkab Pringsewu dapat segera membangun jembatan permanen agar aktivitas warga dan para pelajar berjalan dengan lancar tanpa hambatan.

Jika ada jembatan permanen warga dan pelajar tidak merasa khawatir hanyut terbawa deras air sungai saat menyeberangi sungai dengan rakit.

Nuryati (57) warga Desa Madaraya mengatakan, putusnya jembatan gantung di desanya sangat menghambat aktivitas warga untuk pergi ke kebun dan pelajar berangkat ke sekolah.

“Sangat menghambat anak sekolah dan warga yang mau ke kebun jadinya repot karena jembatannya putus,” kata Nuryati, Senin (20/1/2024).

Nuryati menuturkan, akibat jembatan gantung rusak, saat ini sarana untuk menyeberangi sungai hanya rakit dari bambu. Nuryati berharap pemerintah dapat segera membangun jembatan permanen penghubung desanya dan desa tetangga.

“Minta tolong kepada pemerintah untuk segera membangun jembatan atau memberikan solusi agar warga aktivitas warga kembali normal. Kasihan anak sekolah dan warga yang mau pergi ke gunung (kebun),” ungkap Nuryati.

Sementara itu, Kepala Desa Madaraya, Haryadi membenarkan jika jembatan gantung di desanya kerap rusak akibat terjang banjir.

“Tahun sebelumnya jembatan gantung tersebut rusak,” kata Haryadi

Menurut Haryadi, setiap tahunnya pihaknya selalu mengusulkan pembanguan jembatan permanen kepada Pemkab Pringsewu.

“Setiap tahun kami selalu mengusulkan agar jembatan gantung tersebut segera dibangun jembatan permanen. Kami berharap kepada Pemkab Pringsewu agar segera merealisasikan pembanguan jembatan di desa kami,” ujar Haryadi.

Pihak Desa Madaraya menghimbau kepada warga untuk waspada dan hati-hati saat menyeberangi sungai menggunakan rakit, sebab banjir dari hulu sungai bisa tiba-tiba datang.(*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.