Hut Pringsewu, Bupati, Ketua DPRD bersama Warga Berebut Ikan Lele dan Belut

oleh
oleh
Bupati Pringsewu Riyanto Pamungkas hingga Ketua DPRD Pringsewu Suherman bersama warga membaur berebut ikan dan belut meriahkan HUT ke 16 Pringsewu.

Pringsewu– Ratusan warga antusias mengikuti kegiatan Gogoh Iwak atau lomba menangkap ikan di Pringsewu, Minggu (13/4/2025).

Bahkan, Bupati Pringsewu Riyanto Pamungkas hingga Ketua DPRD Pringsewu Suherman ikut ambil bagian dalam kegiatan yang diadakan di lahan persawahan di sekitar jalan menuju kantor Pemkab Pringsewu.

Riyanto Pamungkas tak ragu terlibat dalam perburuan ikan lele dan belut di areal sawah yang berlumpur.

Anak-anak hingga orang tua, pejabat hingga warga biasa, semua kompak nyebur ke lumpur demi satu tujuan: menangkap ikan lele dan belut dengan tangan kosong. Kegiatan bertajuk Gogoh Iwak ini bukan sekadar lomba dadakan, tapi mencerminkan euforia khas pesta rakyat yang membumi.

Kepala Bidang Penyuluhan Dinas Pertanian Kabupaten Pringsewu, Joko Prabowo mengatakan Ini bukan hanya soal menangkap ikan. Di sini, semua setara. Tidak ada pejabat, tidak ada rakyat. Semua nyemplung, semua berlumpur.

Di balik senyum dan celana yang masih basah, Joko menyampaikan adanya rencana menjadikan Gogoh Iwak sebagai agenda rutin tahunan.

Ke depan, kegiatan ini akan dijadikan agenda tahunan. Karena antusiasme masyarakat luar biasa dan maknanya sangat kuat bukan hanya hiburan, tapi juga menyatukan semua elemen.

Gagasan itu bukan tanpa alasan. Selain memperingati Hari Ulang Tahun Kabupaten Pringsewu yang ke-16, kegiatan ini menyatukan dua kekuatan besar; semangat kebersamaan dan potensi ekonomi lokal.

Tujuh kuintal ikan lele dan 16 ekor belut ditebar sebagai simbol perayaan dan sekaligus ajang promosi komoditas unggulan daerah.

Namun di luar tujuan perayaan, Gogoh Iwak menyimpan potensi lain yang belum sepenuhnya digarap; daya tarik budaya dan wisata lokal. Bayangkan jika tradisi ini dikemas sebagai event budaya tahunan, lengkap dengan pasar UMKM, pertunjukan seni, dan promosi kuliner lokal, Pringsewu bisa punya magnet wisata baru yang mewakili identitas warganya, warisan budaya Jawa yang hidup dan berkembang di tanah Lampung.

Maknanya adalah kebersamaan. Ini bagian dari nilai Kabupaten Pringsewu; Jejama Secancanan.

Dengan konsep yang terus digarap dan promosi yang lebih masif, bukan tidak mungkin Gogoh Iwak bisa menyaingi event budaya besar lainnya di Lampung. Bukan hanya menghibur, tapi juga mendorong sektor ekonomi dan pariwisata.

Dari sawah yang berlumpur, Pringsewu sedang menanam benih tradisi baru. Tradisi yang lahir dari tawa rakyat, dan bisa tumbuh menjadi ikon budaya yang membanggakan.(*)

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.