
Tanggamus, Kabarlampung.co – Banjir rob kembali menerjang wilayah pesisir Kabupaten Tanggamus, Lampung, Jumat malam (7/11/2025). Air pasang laut disertai gelombang tinggi merusak rumah dan menggenangi pemukiman warga di Kelurahan Pasar Madang, tepatnya di lingkungan Kapuran.
Berdasarkan data dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Tanggamus, sedikitnya 115 rumah terdampak, dengan rincian 6 rumah rusak berat dan 13 rumah rusak ringan.
Selain itu, 64 jiwa terpaksa mengungsi ke tempat aman akibat ketinggian air yang sempat mencapai hampir satu meter di beberapa titik.
Tidak hanya merusak rumah, gelombang tinggi juga menyebabkan satu unit perahu viber milik nelayan setempat hancur diterjang ombak.
Beberapa perahu lain yang sedang bersandar di tepi pantai sempat terbalik dan mengalami kerusakan ringan.
Kabid Kesiapsiagaan dan Kedaruratan BPBD Tanggamus, Hendarman Wahid, mengatakan bahwa gelombang tinggi ini sudah diprediksi oleh BMKG sejak awal November.
“Himbauan dari BMKG dari tanggal 6 sampai 12 November ada potensi gelombang tinggi. Dampaknya, tadi malam terjadi banjir rob di Kapuran Kelurahan Pasar Madang dan Pekon Way Nipah, Pematang Sawa,” kata Hendarman mewakili Kalak BPBD Irvan Wahyudi, Sabtu (8/11/2025).
Hendarman menambahkan, pihaknya masih melakukan pendataan lanjutan di lapangan dan mengimbau masyarakat untuk tetap waspada terhadap potensi banjir susulan.
“Harapan kami, warga pesisir tetap waspada karena potensi gelombang tinggi masih bisa terjadi hingga 12 November,” tandasnya.
Sementara itu, Yanto, warga Kapuran Kelurahan Pasar Madang yang rumahnya terdampak banjir rob, menuturkan peristiwa terjadi tiba-tiba saat malam hari.
“Sekitar jam tujuh malam saya lagi nonton TV, air langsung masuk ke rumah. Barang-barang tidak ada yang hilang, tapi rumah tetangga saya sekitar tujuh rumah di Kampung Baru dan enam rumah lainnya kena juga. Untung tidak ada korban jiwa,” ungkap Yanto.
Ia berharap pemerintah dapat segera memperbaiki tanggul penahan ombak yang rusak agar kejadian serupa tidak terulang.
“Harapan saya, tanggul penahan ombak di sini dibangun lagi supaya kami tidak waswas setiap kali air pasang,” tambahnya.
Hingga Sabtu siang, kondisi air laut mulai surut, namun sebagian warga masih bertahan di tempat pengungsian sambil membersihkan rumah mereka dari sisa lumpur dan sampah laut.mereka(*)








