Proyek Irigasi “Batu Bekas” Di Protes Petani Lampung Utara

oleh
oleh
Camat Kotabumi Utara Apriyanto bersama Kepala Desa Wonomarto Waskito Yusika mengroscek Proyek Irigasi di Wilayahnya Tirta Sinta ditemui Irpan Pengawas PT Brantas Abipraya (Persero), Selasa (25/11/2025).

Lampung Utara, Kabarlampung.co – Camat Kotabumi Utara bersama Kepala Desa Wonomarto mengecek pekerjaan Proyek rehabilitasi dan normalisasi irigasi Way Merah dan Tirtasinta, menimbulkan protes dikalangan kelompok tani padi, lantaran tidak ada sosialisasi sebelumnya.

Proyek tanpa papan informasi itu dikerjakan oleh PT Brantas Abipraya (Persero) di bawah pengawasan Kementerian Pekerjaan Umum Direktor Jenderal Sumber Daya Air Balai Besar Sungai Wilayah Sungai Mesuji Sekampung.

Proyek ini bertujuan untuk mendukung program ketahanan pangan dan kesejahteraan petani. Mala justru menimbulkan polemik di para penerima manfaat.

Camat Kotabumi Utara Apriyanto mengaku tidak tahu,  akan adanya pembangunan diwiliayah kerjanya. Hal itu dibenarkan oleh Kepala Desa Wonomarto Waskito Yusika, yang meninjau bersama, ke lokasi proyek Irigasi Tirta Sinta, Senin 24 November 2025.

Kepala Desa Wonomarto Waskito Yusika mengatakan sempat dipermalukan dengan meminta dirinya untuk mengumpulkan kelompok tani dan ketua Gapoktan, untuk sosialisasi soal adanya pekerjaan irigasi. Namun hari yang sudah dijadwalkan di balai desa, kenyataan tidak ada.

Tiba-tiba, Proyek Irigasi Tirtra Sinta Desa Wonomarto, dan Way Merah Desa Sawojajar, Kotabumi Utara mulai dikerjakan, dan menimbulkan protes para pemilik sawah tanam tumbun padi yang sudah mulai berisi, kekurangan air akibat irigasi dikeringkan, secara sepihak.

Camat Kotabumi Utara hanya meminta, proyek irigasi ini dikerjakan sesuai dengan gambar yang menjadi dasar perhitungan volume pekerjaan dalam penyusunan Rencana Anggaran Biaya. Agar bangunan ini akan bertahan lama, dan dapat dirasakan manfaatnya ke para petani.

Pengawas PT Brantas Abipraya, Irpan Hisan membatah para pekerja irigasi Way Merah dan Tirta Sinta menggunakan batu bekas bongkaran bangunan irigasi sebelumnya. Ia mengaku seharusnya material batu belah yang digunakan baru.

Menurut Irpan Hisan pajang pekerjaan Irigasi Tirta Sinta ini, kurang lebih 3 Kilometer, dan di Way Merah  sepanjang 2 Kilometer lebih. Ia mengaku bahwa pekerjaan bongkaran untuk pemasang batu baru kurang lebih sepanjang Satu Kilometer dan sisanya hanya rehab.

Irpan Hisan berkelit saat ditanyakan pagu yang menelan pembiayaan Proyek rehabilitasi dan normalisasi irigasi Way Merah dan Tirtasinta. Ia meminta awak media untuk langsung komfirmasi ke Pimpinannya.

Namun pantauan pekerjaan Irigasi Way Merah Desa Sawojajar, dan Tirtasinta Desa Wonomarto, Kecamatan Kotabumi Utara,  Jumat 21 November 2025, menunjukkan pemasangan batu belah mortar drainase tanpa menggunakan alat pelindung diri (APD) maupun acuan desain rencana.

<span;>Masi banyak rumput, lumut dan kotoran di dinding Irigasi yang tidak dibersikan terlebih dahulu. Para pekerja terkesan memaksakan main timpa plesteran semen, dan memolesnya agar terlihat rapi dengan lapisan finishing acian yang ditebalkan, dikhawatirkan bangunan tersebut tidak bertahan lama.(*)